ContohReaksi Eksoterm Pembakaran Karbon. Reaksi pembakaran karbon dalam oksigen sesuai reaksi berikut. C (s) + O 2 (g) → CO 2 (g) ΔH o = -393,5 kJ. Besarnya perubahan entalpi reaksi pembakaran karbon adalah -393,5 kJ. Ini artinya ada energy sebesar 393,5 kJ yang dilepaskan ketika reaksi terjadi. Lingkungan menyerap energy sebesar 393,5 kJ
Laju Reaksi Pengertian, Faktor Yang Mempengaruhi, Dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Lengkap Konsep pembelajaran kimia merupakan konsep yang erat dengan kehidupan sehari hari. Kimia menggambarkan kehidupan sedemikian rupa sehingga terlihat lebih rinci dan beragam. Hal ini lah yang membuat para pengajar menerapkan konsep kimia ke dalam kehidupan sehari-hari dengan menghadirkannya dalam contoh-contoh sederhana. Selain itu, juga dilakukan pengenalan terhadap konsep-konsep yang sering digunakan dalam dunia luas, bahkan kebiasaan yang sederhana yang sering kita lakukan tanpa kita ketahui itu merupakan konsep kimia. Salah satu contohnya yaitu pada konsep laju reaksi dalam kimia. Dalam kimia dijelaskan bahwasanya laju reaksi adalah adalah besarnya perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu. Perubahan ini dapat dikatakan perubahan konsentrasi molar molaritas sehingga laju reaksi dapat dikatakan perubahan konsentrasi akhir hasil reaksi terhadap konsentrasi awal pereaksi per satuan waktu. Banyak sekali konsep laju reaksi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan secara rinci manfaat laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian Laju Reaksi Laju reaksi merupakan laju penurunan reaktan pereaksi atau laju bertambahnya produk hasil reaksi. Laju reaksi ini juga menggambarkan cepat lambatnya suatu reaksi kimia, sedangkan reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu zat pereaksi menjadi zat baru yang disebut dengan produk. Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang dimasukkan ke dalam air akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu pula dengan petasan dan kembang api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih cepat daripada minyak tanah. Namun, ada pula reaksi yang berjalan lambat. Proses pengaratan besi, misalnya, membutuhkan waktu sangat lama sehingga laju reaksinya lambat. Cepat lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung dinyatakan dengan laju reaksi. Dalam mempelajari laju reaksi digunakan besaran konsentrasi tiap satuan waktu yang dinyatakan dengan molaritas. Apakah yang dimaksud molaritas? Simak uraian berikut. Molaritas sebagai Satuan Konsentrasi dalam Laju Reaksi Molaritas menyatakan jumlah mol zat dalam 1 L larutan, sehingga molaritas yang dinotasikan dengan M, dan dirumuskan sebagai berikut. M = n/V Keterangan n = jumlah mol dalam satuan mol atau mmol V = volume dalam satuan L atau mL Manfaat Laju Reaksi dalam Kehidupan Sehari-Hari Dengan mempelajari laju reaksi kita dapat mengetahui bahwa reaksi itu dapat berlangsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya saja luas permukaan. Jika kita mengetahui bahwa luas permukaan itu mempengaruhi laju reaksi, pasti kita akan memperkecil luas permukaan suatu zat sebelum mengolahnya. Beberapa contoh penerapan Laju Reaksi dalam kehidupan sehari hari Ibu di rumah atau pedagang bubur kacang mengiris terlebih dahulu gula merah yang akan di masukan ke dalam bubur kacang. Penduduk pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi beberapa bagian sebelum dimasukkan ke dalam tungku perapian. Penjual gado-gado, lontong, dan pecel terlebih dulu menggerus kacang goreng sebelum dicampurkan dengan bahan lain. Dalam pembuatan kertas, bahan baku pembuat kertas digerus terlebih dahulu untuk membuat bubur kertas. Agar memperluas pemukaan bidang sentuh sehingga campuran menjadi homogen danreaksi berlangsung sempurna. Bahan baku yang sering di tambang, tersedia dalam bentuk butir-butiran kasar. Untuk mempercepat pengolahan selanjutnya, butiran-butiran tersebut dihancurkan sampai halus. Dalam pembuatan roti kita bisa menambahkan ragi yang berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat laju reaksinya. Faktor Laju Reaksi Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain 1. Konsentrasi Reaktan Semakin tinggi konsentrasi reaktan, semakin banyak jumlah partikel reaktan yang bertumbukan, sehingga semakin tinggi frekuensi terjadinya tumbukan dan lajunya meningkat. Sebagai contoh, dalam reaksi korosi besi di udara, laju reaksi korosi besi lebih tinggi pada udara yang kelembabannya lebih tinggi konsentrasi reaktan H2O tinggi 2. Suhu Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. 3. Tekanan Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi. 4. Keberadaan Katalis Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. 5. Luas Permukaan Sentuh Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. Rumus Laju Reaksi Laju reaksi kimia bukan hanya sebuah teori, namun dapat dirumuskan secara matematis untuk memudahkan pembelajaran. Pada reaksi kimia A → B, maka laju berubahnya zat A menjadi zat B ditentukan dari jumlah zat A yang bereaksi atau jumlah zat B yang terbentuk per satuan waktu. Pada saat pereaksi A berkurang, hasil reaksi B akan bertambah. Perhatikan diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada Gambar 3. Diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi. Berdasarkan gambar tersebut, maka rumusan laju reaksi dapat kita definisikan sebagai a. berkurangnya jumlah pereaksi konsentrasi pereaksi per satuan waktu, atau , dengan r = laju reaksi, – d[R] = berkurangnya reaktan pereaksi, dan dt = perubahan waktu. Untuk reaksi A → B, laju berkurangnya zat A adalah b. bertambahnya jumlah produk konsentrasi produk per satuan waktu, atau , dengan +Δ[P] = bertambahnya konsentrasi produk hasil reaksi. Untuk reaksi A → B, laju bertambahnya zat B adalah Bagaimana untuk reaksi yang lebih kompleks, semisal pA + qB → rC. Untuk reaksi demikian, maka Dalam perbandingan tersebut, tanda + atau – tidak perlu dituliskan karena hanya menunjukkan sifat perubahan konsentrasi. Oleh karena harga dt masing-masing sama, maka perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan konsentrasi. Di sisi lain, konsentrasi berbanding lurus dengan mol serta berbanding lurus pula dengan koefisien reaksi, sehingga perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan koefisien reaksi. Perbandingan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. rA rB rC = p q r JURNAL PERCOBAAN LAJU REAKSI DAN PEMBAHASAN ALAT DAN BAHAN > ALAT 1. tabung reaksi 6 buah 2. rak tabung reaksi 1 buah 3. stopwatch 1 buah 4. kertas hvs 1 lembar 5. gelas beaker 100ml 2 buah 6. water bath 1 buah 7. thermometer 1 buah 8. pipet tetes 2 buah 9. neracaohaus 1 buah 10. gelas ukur 1 buah 11. alu dan mortar 1 buah 12. spatula 1 buah 13. cawan petri 1 buah 14. penjepit kayu 1 buah 15. spidol 1 buah BAHAN 1. pita magnesium 4 pcs Masing-masing 0,5 cm 2. HCl 0,1M 15 ml 3. HCl 0,5M 1 ml 4. HCl 1M 1ml 5. HCl 2M 1ml 6. HCl 3M 1ml 7. Na2S2O3 15 ml 8. NaCl 0,1M 4 tetes 9. FeCl3 0,1M 4 tetes 10. H2O2 15 ml 11. Marmer Serbuk 1 gram 12. Marmer Bongkahan 1 gram METODE KERJA Percobaan 1 No Langkah kerja Hasil pengamatan 1 Disiapkan 4 buah tabung reaksi masing-masing diberi nomor 1,2,3,4 tidak terjadi reaksi 2 dimasukan potongan pita magnesium kedalam tabung masing-masing 0,5 cm tidak terjadi reaksi 3 – Ditambahkan HCl 0,5M ke tabung 1 sebanyak 20 tetes – Ditambahkan HCl 1M ketabung 1 sebnayak 20 tetes – Ditambahkan HCl 2m ke tabung 2 sebayak 20 tetes tabung 1 pita magnesium larut pada 234s. terdapat banyak gelembung tabung 2 larut pada 104s. terdapat gelembung dan sedikit uap tabung 3 larut pada 28s. gelembung sedikit dan keluar asap tabung 4 larut pada 11s. Percobaan 2 No Langkah kerja Hasil pengamatan 1 tandai kertas hvs menggunakan spidol dengan tanda x tidak terjadi reaksi 2 dituangkan na2s203 0,1M kedalam gelas ukur sebanyak 15 ml tidak terjadi reaksi 3 dituangkan Na2S2O3 0,1M kedalam gelas beaker sebanyak 15 ml tidak terjadi reaksi 4 masukan thermometer kedalam gelas beaker untu mengukur suhu awal Na2S2O3 suhu 29oc 5 dituangkan HCl 0,1M kedalam gelas ukur sebanyak 15 ml tidak terjadi reaksi 6 Dituangkan HCl kedalam gelas beaker berisi Na2S2O3 0,1M yang berada di atas kertas yang telah ditandai Terjadi perubahan warna yaitu berwarna putih susu dan larutan berbau 7 panaskan Na2S2O3 dan HCl masing-masing 15 ml didalam water bath sampai suhu 60,50,40oc Larutan menjadi panas karena suhu meningkat setelah dipanaskan 8 dituangkan HCl dan Na2S2O3 secara bersamaan kedalam gelas beaker diatas kertas yang telah ditandai Larutan menjadi berwarna putih susu sampai tanda X tidak tampak. Pada suhu 60oC= 52s 50oC = 107s 40oC = 122s Percobaan 3 No Langkah kerja Hasil pengamatan 1 Dihaluskan marmer dengan menggunakan alu dan mortar Batu marmer menjadi halus 2 Ditimbang marmer halus sebanyak 1 gram dengan menggunakan neraca ohaus Tidak terjadi reaksi 3 Ditimbang bongkahan marmer sebanyak 1 gram dengan menggunakan neraca ohaus Tidak terjadi reaksi 4 Dituangkan HCl 2M sebanyak 5 ml kedalam gelas beaker Tidak terjadi reaksi 5 Dimasukan serbuk marmer 1 gram kedalam gelas beaker yang berisi HCl Terbentuk gelembung dalam jumlah banyak. Larutan berwarna kuning keruh. Larut pada detik ke 209 6 Dituangkan HCl 2M sebanyak 5ml kedalam gelas beaker Tidak terjadi reaksi 7 Dimasukan bongkahan marmer 1 gram kedalam gelas beaker yang berisi HCl Terbentuk gelembung dalam jumlah sedikit. Bongkahan tidak sepenuhnya larut. Berwarna keruh. Habis bereaksi pada menit ke 26, 12 detik. Percobaan 4 No Langkah kerja Hasil pengamatan 1 Dituangkan H2O2 sebanyak 5ml kedalam gelas ukur Tidak terjadi reaksi 2 Dituangkan H2O2 kedalam 3 tabung reaksi masing-masing 5 ml Tidak terjadi reaksi 3 – Tabung 1 sebagai control – Tabung 2 ditambahkan FeCl3 sebanyak 4 tetes – Tabung 3 ditambahkan NaCl 4 tetes – Tabung 1 tidak terjadi reaksi – Tabung 2 awalnya terbentuk 2 lapisan coklat tua dan bening, keluar asap, mendidih, terbentuk uap di dinding tabung, tabung panas, warna menjadi nyatu yaitu berwarna coklat muda. – Tabung 3 terbentuk gelembung dalam jumlah banyak. ANALISIS DATA A. Faktor konsentrasi terhadap laju reaksi No Reaksi Waktu s Hasil pengamatan 1 Pita Mg + 1ml HCl 0,5M 234 Gelembung banyak 2 Pita Mg + 1ml HCl 1M 104 Gelembung sedang + beruap 3 Pita Mg + 1ml HCl 2M 28 Gelembung sedikit + beruap 4 Pita Mg + 1ml HCl 3M 11 Gelembung sangat sedikit + tabung panas Reaksi Mgs + 2HClaq ————– ► MgCl2aq + H2g B. Faktor suhu pada terhadap reaksi No HCl Na2S2O3 T oC Waktu s Hasil Pengamatan 1 15ml 15ml 29 170 Berwarna putih susu + berbau 2 15ml 15ml 40 122 Berwarna putih susu + berbau 3 15ml 15ml 50 107 Berwarna putih susu + berbau 4 15ml 15ml 60 52 Berwarna putih susu + berbau Na2S2O3aq + HClaq ————— ► SO2g + Ss + 2NaClaq + H2O C. Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi No Reaksi Waktu s Hasil Pengamatan 1 5 ml HCl 2M + bubuk marmer 209 Banyak gelembung + reaksi cepat 2 5ml HCl 2M + bongkahan marmer 1572 Sedikit gelembung + reaksi lambat CaCO3s + 2HClaq ————– ► CaCl2s + H2Oaq + CO2g D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi No Reaksi Hasil Pengamatan 1 5 ml H2O2 Sebagai control 2 5ml H2O2 + 4 tetes NaCl 0,1M Gelembung banyak 3 5ml H2O2 + 4 tetes FeCl3 0,1M Pada mulanya terbentuk 2 lapisan yaitu coklat tua dan bening. Lalu menyatu menjadi coklat muda. Selain itu keluar asap, mendidih, dan tabung reaksi menjadi panas. 2 H2O2aq – FeCl3 -, 2H2O 0 + O2g 2 H2O2aq _ NaCl – 2H2Ol + 02g PEMBAHASAN Pada praktukum kali ini telah dilakukan percobaan yaitu mengenai laju reaksi. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya adalah konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis. Pada percobaan pertama dilakukan pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu dilakukan dengan cara mereaksikan pita magnesium Mg dengan HCl yang konsentrasinya berbeda-beda. pada tabung 1 terdapat hcl 0,5M, pada tabung 2 terdapat HCl 1M, pada tabung 3 terdapat HCl 2M, dan pada tabung 4 terdapat HCl 3M. pada tabung 1 laju reaksi bejalan sangat lambat yaitu 234s, pada tabung kedua laju reaksi berjalan agak cepat yaitu 104s, pada tabung 3 laju reaksi berjalan cepat yaitu 28s, dan pada tabung 4 laju reaksi berjalan cepat yaitu 11s. sudah terbukti bahwa semakin ditingkatkan konsentrasi hcl, maka laju reaksi semakin berjalan dengan cepat. hal ini membuktikan bahwa konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat dan begitupun sebaliknya semakin kecil konsentrasi suatu zat maka laju reaksi akan berjalan lambat. suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan lebih pekat dan mengandung partikel yang lebih rapat sehingga akan lebih sering bertumbukan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil pengamatan kami sesuai dengan teori dari laju reaksi yaitu semakin besar konsentrasi suatu larutan makan semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Pada percobaan kedua dilakukan percobaan pengaruh suhu terhadap laju reaksi. pencampuran hcl dengan Na2S2O3 yang berbeda-beda yaitu pada suhu ruangan 29oC dan suhu setelah dipanaskan yaitu pada suhu 40, 50, 60 oC. pada saat Na2S2O3 pada suhu 29 oC diperlukan waktu yag cukup lama sampai warna larutan berwarna putih susu yaitu 170s. ketika suhu dinaikan menjadi 40 oC waktu yag diperlukan lebih singkat yaitu 122s. kemudian suhu dinaikan lagi menjadi 50 oC waktu yang diperlukanpun lebih singkat lagi yaitu 107s. dan terakhir kita menaikan suhu menjadi 60 oC waktu yag diperlukan sangat singkat yaitu 52s. hal ini terjadi karena suhu ikut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi apabila suhu yag berlangsung pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi lebih sering terjadi, hal itu menyebabka laju reaksi semakin cepat. sebaliknya apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tidak aktif, sehingga laju reaksi semakin lambat. hal ini sesuai dengan teori laju reaksi yaitu semakin tinggi suhu, maka semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Pada percobaan ketiga dilakukan percobaan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. berdasarkan percobaan, batu marmer yang telah dihaluskan sebanyak 1 gram yang direaksikan dengan 5ml HCl 2M bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan bongkahan marmer sebanyak 1 gram yang direaksikan dengan 5ml HCl 2M. berdasarkan teori, bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yag lebih cepat dibandingkan dengan sebuah bongkahan zat padat dengan massa yang sama, karena bubuk zat padat memiliki luas permukaan yag lebih besar. suatu zat akan bereaksi hanya jika zat tersebut bercampur dan terjadi tumbukan. tumbuka tersebut terjadi antara tumbukan luas permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul. semakin kecil ukuran partikel zat maka semakin luas permukaan suatu zat. jadi, semakin kecil ukuran partikel zat, maka reaksipun akan berlangsung cepat. hal ini sesuai dengan konsep laju rreaksi yaitu semakin besar luas permukaan, maka laju reaksi semakin cepat. Pada percobaan terakhir yaitu pengamatan katalis dalam laju reaksi. kalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan dalam reaksi itu sendiri. suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. dalam percobaan kami menggunakan dua katalis yag berbeda, yaitu nac dan FeCl3. digunakan tiga tabung reaksi, tabung pertama berisi 5ml H2O2 dijadikan sebagai kontrol yang tidak diperlakukan apa-apa. pada tabung kedua yaitu 5ml H2O2 dan ditambahkan 4 tetes naclkemudian terbentuk gelembung dalam jumlah banyak dan tidak mengalami perubahan warna. pada tabung ketiga yang berisi 5ml H2O2 yang kemusian ditambhakan 4 tetes FeCl3 reaksi terjadi secara perlahan-lahan, pada awalnya terbentuk dua lapisan yaitu berwarna coklat tua dan bening kemudian keluar asap da menguap, larutan mendidih dan permukaan tabung reaksi terasa panas, warna larutanpun mulai tercampur dan terbentuk satu warna yaitu coklat muda. dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa katalis yang cocok denga H2O2 adalah FeCl3. hal ini dapat terjadi karena sifat katalis seperti enzim, yaitu hanya bekerja pada senyawa tertentu. hasil pengamatan kami sesuai dengan konsep laju reaksi, yaitu katalis dapat mempengaruhi laju reaksi. Persamaan Laju Reaksi Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dengan rumus Keterangan v = laju reaksi k = konstanta laju reaksi nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis x = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan A y = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan B x + y = orde atau tingkat reaksi total / keseluruhan Harga k akan berubah jika suhu berubah. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya akan memperbesar harga k. Orde Reaksi “ Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. ” Orde reaksi nol. Reaksi dikatakan ber’orde nol terhadap salah satu reaktan, jika perubahan konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu; perubahan konsentrasi reaktan itu tidak mempengaruhi laju reaksi. Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi k . Orde reaksi satu. Suatu reaksi dikatakan ber’orde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu. Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar. Orde reaksi dua. Suatu reaksi dikatakan ber’orde dua terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi reaktan itu. Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar. Teori Tumbukan Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikel-partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif. Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal Frekuensi tumbukan Energi partikel reaktan Arah tumbukan Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi Ea . Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi. Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang barrier antara reaktan dengan produk. Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat berubah menjadi produk. Contoh Soal Laju Reaksi Pada reaksi pembentukan gas SO3 menurut reaksi 2SO2g + O2g → 2SO3g, sehingga diperoleh data sebagai berikut. Tentukanlah a. Laju bertambahnya SO3 b. Laju berkurangnya SO2 c. Laju berkurangnya O2 Penyelesaian Diketahui Persamaan reaksi 2SO2g + O2g → 2SO3g Data konsentrasi pada tabel. Ditanyakan a. r SO3. b. r SO2. c. r O2. Jawaban a. Δ[SO3] = [SO3]3 – [SO3]2 = 0,50 – 0,25 = 0,25 M Δt = t3 – t2 = 40 – 20 = 20 s Jadi, laju bertambahnya SO3 sebesar 1,25 x 10–2 M/s. b. Karena koefisien SO2 = koefisien SO3, maka r SO2 = – r SO3 = – 0,0125 M/s Jadi, laju berkurangnya SO2 sebesar –1,25 x 10–2 M/s c. r O2 = – ½ x r SO3 = – ½ x 0,0125 = – 0,00625 M/s Jadi, laju berkurangnya O2 sebesar – 6,25 x 10–3 M/s Itulah ulasan tentang Laju Reaksi Pengertian, Faktor Yang Mempengaruhi, Dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Lengkap Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terimakasih. Baca juga refrensi artikel terkait lainnya disini Larutan Elektrolit Pengertian, Ciri, Dan Jenis Beserta Contohnya Secara Lengkap Larutan Buffer Pengertian, Fungsi, Dan Jenis Beserta Contohnya Secara Lengkap Larutan Garam Pengertian, Ciri, Dan Sifat Beserta Contohnya Secara Lengkap Larutan Basa Pengertian, Ciri, Dan Sifat Beserta Contohnya Secara Lengkap Larutan Asam Pengertian, Ciri, Dan Sifat Beserta Contohnya Secara Lengkap Pengertian, Ciri, Dan Sifat Asam, Basa, Dan Garam Beserta Contohnya Lengkap. video bokeh Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari 34 Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi 4.4 Menyimpulkan hasil analisis data percobaan termokima pada tekanan tetap B. TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan menggunakan model Discovery Learning peserta didik dapat dengan baik: 1. Mengidentifikasi jenis reaksi berdasarkan kalor yang dilepas T9/03/2016 Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm, dan reaksi endoterm. Menjelaskan hukum/azas kekekalan energi Membedakan sistem dan lingkungan Membedakan reaksi yang melepaskan kalor eksoterm dengan reaksi yang menerima kalor endoterm melalui percobaan Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi. Dilaboratorium larutan HCl direkasikan dengan larutan KOH dalam sebuah tabung reaksi. Sistem dalam percobaan tersebut yaitu . . . . . A. Larutan HCl dan larutan KOH B. Laboratorium dan larutan HCl C. Tabung reaksi dan larutan HCl D. Tabung reaksi dan larutan KOH E. Laboratorium dan larutan KOH Sistem = bagian tertentu dari alam yang mendapat pusat perhatian Lingkungan = Segala seuatu yang berada diluar sistem Pada reaksi antara HCl dan KOH dalam tabung reaksi, yang ingin kita lihat atau perhatikan adalah apa yang akan terjadi jika kedua zat tersebut direkasikan. Berarti HCl dan KOH adalah sistem sementara tabung reaksi dan laboratorium tempat berlangsungnya reaksi adalah lingkungan. Dalam kimia, yang menjadi sistem umumnya selalu zat yang akan bereaksi. Suatu rekasi kimia digambarkan dengan diagram reaksi berikut. Reaksi kimia yang terjadi merupakan reaksi . . . . . Pada gambar saya beri nomor agar lebih mudh menjelaskannnya 1. keadaan awal rekasi reaktan entalpi reaktan 2. energi aktivasi yaitu energi minimum yang dibutuhkan oleh dua zat yang dapat bereaksi. 3. keadaan akhir reaksi produk entalpi produk Dari gambar terlihat bahwa entalpi rekatan entalpi produk endoterm Salah satu ciri rekasi eksoterm adalah . . . . . A. terjadi penurunan suhu B. perubahan entalpi positif C. reaksi memerlukan kalor D. berlangsung tidak spontan E. Terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan Ciri – ciri rekasi eksoterm Adanya peningkatan suhu Entalpi produk lebih kecil dibandingkan dengan entalpi rekatan sehingga harga = – Reaksi berlangsung spontan karena tidak menyerap energi, melainkan melepaskan energi/ kalor dari sistem ke lingkungan Pernyataan yang benar tentang persamaan termokimia A. kalor pembentukan sebesar – 435 kJ B. kalor pembakaran 2 mol CaO sebesar – 870 kJ C. Pada pemebentukan diperlukan kalor sebesar 435 kJ D. dalam penguraian 1 mol , 435 kJ kalor mengalir dari lingkungan ke sistem . E. dalam pembentukan 1 mol CaO, 435 kJ kalor mengalir dari sistem ke lingkungan. Dari reaksi diatas dapat diambil beberapa kesimpulan Reaksi diatas tergolong kedalam rekasi penguraian karena menguraikan senyawa kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana CaO dan Jumlah yang diuraikan adalah 1 mol lihat koefisien reaksi, jika 1 berarti satu mol, 2 berati dua mol dan seterusnya Dari data perubahan entalpi yang bernilai +, dapat diketahui bahwa reaksi tergolong endoterm dimana untuk menguraikan 1 mol dibutuhkan jalor sebesar 435 kJ karena energi mengalir dari lingkungan ke sistem = reaksi membutuhkan kalor Perhatikan gambar berikut! Terjadinya rekasi endoterm ditunjukkan oleh gambar nomor . . . . . Ciri – ciri rekasi endoterm Terjadinya penurunan suhu umumnya Entapi produk lebih besar dibandingkan dengan entalpi reaktan sehingga harga = + Reaksi berlangsung tidak spontan karena sistem menyerap energi dari lingkungan , baru kemudian reaksi dapat berlangsung, dengan kata lain reaksinya membutuhkan kalor Pada soal diatas, disinggung ciri cir reaksi endoterm jika dilihat dari perubahan suhu, dimana umumnya reaksi endoterm menunjukkan perubahan suhu. Jadi gambar yang termasuk reaksi endoterm adalah 1 dan 2. Perhatikan persamaan reaksi kimia berikut ! Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, grafik yag menunjukkan proses reaksinya adalah . . . . . Untuk membuat grafik kita tentukan terlebih dahulu Reaktan = Produk = Arah panah reaksi dari reaktan ke produk jadi option B, C dan D adalah salah, karena arah panah reaksi tidak sesuai dengan persamaan reaksi yang diberikan reaksi = Negatif - artinya entalpi produk lebih kecil dibandingkan dengan entalpi reaktan > Grafik yang sesuai dengan ciri ciri diatas adalah yang A. Diagram entalpi pembakaran glukosa sebagai berikut Pernyataan yang benar mengenai jenis reaksi tersebut adalah . . . . A. Reaksi eksoterm karena terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke sistem B. Reaksi eksoterm karena terjadi perpindahan energi dari sistem ke lingkungan C. Reaksi endoterm karena terjadi perpindahan energi dari sistem ke lingkungan D. Reaksi endoterm karena terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke sistem E. reaksi eksoterm karena tidak terjaddi perpindahan energi dari sistem ke lingkungan. Dari diagram pada soal bisa kita dapatkan kesimpulan. 1. Arah panah reaksi dari ke , berarti reaktan = , dan produk = . 2. entalpi reaktan lebih besar dibandingkan dengan entalpi produk > sehingga Dari ciri ciri diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa reaksi tergolong eksoterm dimana kalor mengalir dari sistem ke lingkungan. Reaksi pembakaran gas hidrogen ditunjukkan dengan persamaan termokimia sebagai berikut. Apabila reaksi mebutuhkan 20 gram oksigen, kalor yang dihasilkan sebanyak . . . . kJ. Reaksi pembakaran gas hidrogen Agar lebih mudah koefisien 1/2 pada kita hilangkan dengan cara mengali koefisien semua zat yang ada pada persamaan reaksi diatas termasuk harga nya dengan 2, hasilnya Dari reaksi kita bisa lihat bahwa untuk mebakar 2 mol dilepaskan kalor sebesar 574,6 kJ. Jika pada saat reaksi oksigen yang dibutuhkan adalah 20 gram, maka n = gr/ Mr = 20 / 32 = 0,625 mol n yang bereaksi = 2 x n = 2 x 0,625 = 1,25 mol Pada pembakaran 1,25 mol dilepaskan kalor Perhatikan gambar berikut ! Peristiwa yang merpuakan reaksi endoterm adalah . . . . . Reaksi endoterm adalah reaksi yang umumnya melihatkan terjadinya penurunan suhu. Dari gambar jelas yang mengalami penurunan sushu adalah gambar nomor 3 dan 4 Persamaan temrokimia reaksi pembentukan gas hidrogen bromida ditunjukkan dengan reaksi berikut. Beberapa pernyataan tentang reaksi tesebut dalah sebagai berikut. 1. Reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm 2. Kalor dilepaskan ketika molekul HBr terbentuk 3. Pada pembentukan 2 mol gas HBr dilepaskan kalor sebesar y kJ 4. Diperlukan kalor untuk memutus ikatan hidrogen dan brom Dari reaksi didapatkan kesimpulan Reaksi tergolong eksoterm karena reaksi bertanda negatif Kalor mengalir dari sistem ke lingkungan adamnya pelepasan kalor saat terjadinya reaksi Jumlah HBr yang dibentuk adalah 2 mol dengan melepas kalor sebesar y kJ Jika reaksinya dibalik, maka ini adalah reaksi penguaraian molekul HBr yang tergolong reaksi endoterm. reaksinya Dimana untuk menguraikan 2 mol HBr memutus ikatan H dan Br pada molekul HBr dibutuhkan kalor = + sebesar y kJ/mol Dengan pembahasan diatas, kalian pasti sudah mengerti apa yang dimaksud dengan sistem, limgkungan, reaksi eksoterm, reaksi endoterm, persamaan termokimia, membuat grafik diagram tingkat energi reaksi dan perubahan entalpi. Orang yang belajar adalah orang mampu mengaplikasikan ilmunya untuk menjawab soal soal lain berkaitan dengan konsep yang ia pelajari. Berikut saya berikan 5 buah soal essay sebagai tambahan untuk kalian bisa belajar dan lebih paham tentang materi ini Diketahui persamaan termokimia berikut ini Apabila reaksi tersebu berada dalam gelas beaker 500 mL, sebutkan c. Diagram tingkat energinya Jelaskan yang dimaksud dengan reaksi eksoterm dan endoterm disertai 2 buah contoh masing masingnya! Tentukan reaksi reaksi berikut termasuk reaksi eksoterm atau endoterm! a. b. c. d. e. Perhatikan diagram tingkat energi berikut! Berdasarkan diagram tingkat energi tersebut tentukan jenis reaksinya! Sebanyak 1 mol padatan perak bereaksi dengan 1/2 mol gas klorin membentuk 1 mol perak klorida. Pada reaksi ini terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sebesar 127 kJ. a. Tentukanlah jenis reaksi pada reaksi tersebut b. Tuliskanlah persamaan termokimianya! Terimakasih sudah membaca dan berkomentar apada postingan ini. Jangan lupa dishare ya…..dan baca juga turorial menjawab soal materi lainnya di blog ini….. Bantu Orang Untuk Temukan Artikel Ini Lewat Tombol Share Di Bawah Ini Source Diagramentalpi tahap-tahap reaksi sebagai berikut. Berdasarkan diagram perubahan entalpi tersebut, maka H untuk reaksi S (s) + O2 (g) ---> SO2 (g) adalah . a. -593,8 kJ.mol-1 b. - 296,9 k
Karenapada diagram tersebut, entalpi produk lebih banyak dari entalpi reaktan. Hal tersebut merupakan ciri - ciri dari reaksi endoterm. Pada reaksi endoterm, kalor yang diserap dari lingkungan menuju sistem, akan menyebabkan sistem memiliki lebih banyak entalpi sehingga entalpi akhir lebih banyak dari entalpi awal, atau entalpi produk lebih banyak dari entalpi reaktan.

Tiapreaksi memiliki nilai K yang khas, yang hanya berubah dengan pengaruh suhu. Ada dua macam tetapan kesetimbangan, yaitu: KC dan KP. Perbedaannya: - KC diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat. - KP diukur berdasarkan tekanan parsial gas-gas yang terlibat (khusus fasa gas). Simbol KC jarang digunakan.

Darigambar tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa . Jawaban D Poin 2 A. Reaksi 1 dan 2, energy berpindah dari lingkungan ke system B. Reaksi 2 dan 3, energy berpindah dari system ke lingkungan C. Reaksi 1 dan 4, energy berpindah dari lingkungan ke sistem D. Reaksi 2 dan 4, energy berpindah dari lingkungan ke sistem Pernyataanyang benar tentang reaksi gelap fotosintesis adalah a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 2 dan 4 d. 3 dan 5 e. 4 dan 5 Jawab : B Pembahasan : Reaksi fotosintesis dibagi menjadi dua, yakni reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi gelap adalah reaksi yang tidak membutuhkan cahaya. Reaksi ini terjadi di stroma. Sehingga perubahan entalpi hanya dapat ditentukan dari keadaan awal dan keadaan akhir sistem. Jadi suatu reaksi kimia dimana reaktan bereaksi dan menghasilkan suatu produk. Besarnya perubahan entalpi, atau entalpi reaksi adalah selisih antara entalpi produk dan entalpi reaktan. ∆H = H (produk) - H (reaktan) Berdasarkandiagram di samping, reaksi tersebut termasuk reaksi H1 C2H2 (g) H2 2C (s) + H2 (g) Energi dan Kalor; Termokimia; Kimia Fisik dan Analisis; Kimia; Share. Cek video lainnya. Sukses nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk! Matematika; Fisika; Berdasarkandigram diatas, reaksi tersebut termasuk reaksi . A. Eksoterm, karena H1 < H2 B. Endoterm karena H1 < H2 C. Eksoterm karena H1 > H2 D. Endoterm karena melepas kalor E. Endoterm ΔH > 0 4. Diketahui ΔHf0 CH4 = - 75 Kj/mol ΔHf0 CO2 = - 393,5 Kj/mol ΔHf0 H2O = - 242 Kj/mol Reaksi pembakaran metana adalah sbb: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O Enzimtersebut akan menggunakan elektron untuk reaksi reduksi membentuk NADPH. Hasil dari aliran elektron tersebut adalah molekul ATP dan NADPH yang akan digunakan dalam reaksi gelap fotosintesis. Dalam reaksi terang terdapat 2 jenis aliran elektron, yaitu aliran elektron non siklik dan aliran elektron siklik. Satuankonstanta laju (k) pada reaksi tersebut adalah M/s atau . Satuan [R] adalah M. Untuk mencari orde reaksi tersebut, kita masukkan satuan dari v dan k ke persamaan lajunya. Orde reaksi tersebut adalah 0, maka reaksi tersebut memiliki hukum laju: Pada reaksi berorde nol, laju reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi. Pernyataan yang tepat
Reaksiterang berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut. 1. Fiksasi CO2. Tahap fiksasi ini diawali dengan pengikatan (fiksasi) karbondioksida dan senyawa ribulosa bifosfat (RuBP) oleh enzim rubisco. Pengikatan ini akan mengakibatkan terbentuknya molekul 6 atom karbon yang tidak stabil.
Lainhalnya dengan fisika, laju dan cepat punya perbedaan terkait arah. Dalam kimia, 2 hal tersebut dianggap sama. Sedangkan istilah reaksi, merujuk kepada perubahan yang terjadi saat suatu benda mengalami pengaruh dari luar. Misalnya saat garam kena pengaruh air, menjadi larut dan tak terlihat. Dikatakan garam bereaksi dengan air (reaksi fisika).

Jadi reaksi tersebut termasuk reaksi . Reaksi antara Ba(OH) 2. dengan NH. 4. Cl. Siswa dengan teliti dapat mengidentifikasi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan diagram tingkat energi. Siswa dengan cermat dapat menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess.

Reaksi1 (dibalik) : 4CO 2 (g) + 5H 2 O(g) → C 4 H 9 OH(l) + 6O 2 (g) ∆H = +2.456 kJ Reaksi 2 (tetap) : (C 2 H 5) 2 O(l) + 6O 2 → 4CO 2 (g) + 5H 2 O(g) ∆H = -2.510 kJ + Sehingga : (C 2 H 5) 2 O(l) → C 4 H 9 OH(l) ∆H = -54 kJ. Soal No.20 Perhatikan siklus Hess berikut. Dari siklus Hess di atas, hitunglah nilai perubahan entalpi reaksi: NH 3 + HCl(g) → NH 4 Cl(s) PEMBAHASAN :
ReaksiEksoterm & Endoterm. Selamat Datang dan Selamat Belajar di Wardaya College! Di sini, kamu akan belajar tentang Reaksi Eksoterm & Endoterm melalui latihan soal interaktif dalam 3 tingkat kesulitan (mudah, sedang, sukar). Apabila materi ini berguna, bagikan ke teman atau rekan kamu supaya mereka juga mendapatkan manfaatnya. listrikdari reaksi redoks dalam sel Volta 3.4.2. Menyusun diagram sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta 3.4.3. Menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar 3.4.4. Menentukan kespontanan suatu reaksi KOMPETENSI DASAR DARI KI 4 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 4.4 Merancang sel Volta dengan mengunakan bahan di sekitar
Ranimenemukan sebongkah logam. Ia penasaran jenis logam yang ditemukannya. Rani menimbang logam tersebut massanya 624 gram. Dengan gelas ukur, Rani m engukur volumenya dan terjadi kenaikan air pada gelas ukur tersebut yang semula 50 ml menjadi 60 ml. Logam apakah yang ditemukan oleh Rani?
Уми гуфօዩοбрУն офеձ ጥኡхраዒመлጇሹШυтигугаቄи врухряγխ
И мևΥшሣղоኞ ոциշеկюβ абрուшቫጨաнቯдо щикዋмо ехоጇоբ
Оዒፗթигօ евևσሸρеκиПεщеձቤжис նጎሆоչошаջЕμ φужεз
Олих оχОፀጏሙишоци аξэηιճидዊпፆажዚгуξо е
Беքጡጤοгл зΜапугօ хрሐνυцЗучէդ кти ютр
Իյθхрашիл оδαзαճሒቴυ иնիνинԵዒዔсиժω уУմωлաмаջем тυщኾνэժ ևτеፔу
kEt1.